Pesona Batu Bacan Doko - Kolektor watu mulia atau permata tetap tahu sekali menyerupai apa watu Bacan. Batu dengan warna hijau dan sedikit corak hitam pada sejumlah bagiannya itu ketika ini tengah menjadi favorit. Batu Bacan yang indah itu kerap dijuluki sebagai watu Giok orisinil Indonesia dan populer hingga ke negeri China dan Taiwan. Akibatnya seruan dan harga jual watu ini meningkat dengan drastis.
Batu Bacan di Indonesia cuma sanggup dijumpai di wilayah Maluku Utara persisnya di Kabupaten Halmahera Selatan yakni di pulau Bacan. Pulau Bacan yaitu sebuah pulau nan subur dengan aneka pohon buah, pohon-pohon perkebunan contohnya kopra, cokelat, cengkeh dan pala. Sebagai daerah kepulauan pulau Bacan pun kaya dengan hasil maritim berupa ikan , rumput laut, kerang mutiara dan teripang. Di sana berdiri Benteng Barnevald yang dibangun tentara Portugis untuk membendung gempuran tentara Spanyol yang berusaha tiba ke wilayah ini. Benteng tersebut dibentuk tahun 1558, pernah dimanfaatkan oleh tentara Belanda dan direnovasi tahun 1609.
Batu ini diberi nama berdasarkan nama daerah tempat watu Bacan itu dihasilkan. Ada watu Bacan Doko lantaran tiba dari daerah Doko. Ada watu Bacan Palamea yang diambil dari Palamea juga di pulau Bacan. Bedanya cuma pada warna. Bila warnanya agak hijau itu artinya watu Bacan Doko, sementara warna agak biru berarti watu Bacan Palamea. Di samping watu Bacan Doko dan Bacan Palamea ada juga watu Bacan Obi, watu Pancawarna dsb.
Kekhasan watu Bacan yang sangat populer yaitu kian usang dipakai maka warnanya akan bermetamorfosis kian cerah dikarenakan proses kristalisasi yang berlangsung secara alami di dalam batu. Sebagian orang percaya dengan kian jernihnya warna watu Bacan maknanya sang pengguna akan kian hoki atau mendapat rejeki melimpah.
Namun tahukah anda bahwa jumlah watu Bacan ketika ini semakin sulit diperoleh di tempat asalnya. Kabarnya penambangan watu mulia ini ketika ini sudah hingga ratusan meter di bawah permukaan tanah. Akibatnya harga watu Bacan Doko dan Palamea utamanya menjadi makin melambung dan barangnya langka, alasannya tidak sedikit kolektor ataupun pedagang yang berusaha mendapatkannya. Ditambah lagi kolektor asal Taiwan serta China yang terang-terangan mematok harga tinggi untuk mendapat watu mulia orisinil Indonesia itu. Harga watu Bacan rata-rata 40 juta hingga 100 juta Rupiah untuk setiap kilo atau 200 ribu hingga 2 juta Rupiah berukuran kecil sebagai mata cincin.
Sebenarnya hanya mitos yang menciptakan harga watu Bacan naik tak terkendali. Diantaranya juga dongeng bahwa presiden Amerika Serikat Barack Obama pun mengenakan watu Bacan derma mantan presiden SBY. Entah benar entah salah namun yang niscaya pesona watu Bacan Doko dan Palamea memang tak terkalahkan oleh watu mulia jenis lain.
Baca juga : Mengenal Batu Ruby |
Batu Bacan di Indonesia cuma sanggup dijumpai di wilayah Maluku Utara persisnya di Kabupaten Halmahera Selatan yakni di pulau Bacan. Pulau Bacan yaitu sebuah pulau nan subur dengan aneka pohon buah, pohon-pohon perkebunan contohnya kopra, cokelat, cengkeh dan pala. Sebagai daerah kepulauan pulau Bacan pun kaya dengan hasil maritim berupa ikan , rumput laut, kerang mutiara dan teripang. Di sana berdiri Benteng Barnevald yang dibangun tentara Portugis untuk membendung gempuran tentara Spanyol yang berusaha tiba ke wilayah ini. Benteng tersebut dibentuk tahun 1558, pernah dimanfaatkan oleh tentara Belanda dan direnovasi tahun 1609.
Batu ini diberi nama berdasarkan nama daerah tempat watu Bacan itu dihasilkan. Ada watu Bacan Doko lantaran tiba dari daerah Doko. Ada watu Bacan Palamea yang diambil dari Palamea juga di pulau Bacan. Bedanya cuma pada warna. Bila warnanya agak hijau itu artinya watu Bacan Doko, sementara warna agak biru berarti watu Bacan Palamea. Di samping watu Bacan Doko dan Bacan Palamea ada juga watu Bacan Obi, watu Pancawarna dsb.
Kekhasan watu Bacan yang sangat populer yaitu kian usang dipakai maka warnanya akan bermetamorfosis kian cerah dikarenakan proses kristalisasi yang berlangsung secara alami di dalam batu. Sebagian orang percaya dengan kian jernihnya warna watu Bacan maknanya sang pengguna akan kian hoki atau mendapat rejeki melimpah.
Namun tahukah anda bahwa jumlah watu Bacan ketika ini semakin sulit diperoleh di tempat asalnya. Kabarnya penambangan watu mulia ini ketika ini sudah hingga ratusan meter di bawah permukaan tanah. Akibatnya harga watu Bacan Doko dan Palamea utamanya menjadi makin melambung dan barangnya langka, alasannya tidak sedikit kolektor ataupun pedagang yang berusaha mendapatkannya. Ditambah lagi kolektor asal Taiwan serta China yang terang-terangan mematok harga tinggi untuk mendapat watu mulia orisinil Indonesia itu. Harga watu Bacan rata-rata 40 juta hingga 100 juta Rupiah untuk setiap kilo atau 200 ribu hingga 2 juta Rupiah berukuran kecil sebagai mata cincin.
Sebenarnya hanya mitos yang menciptakan harga watu Bacan naik tak terkendali. Diantaranya juga dongeng bahwa presiden Amerika Serikat Barack Obama pun mengenakan watu Bacan derma mantan presiden SBY. Entah benar entah salah namun yang niscaya pesona watu Bacan Doko dan Palamea memang tak terkalahkan oleh watu mulia jenis lain.